sejarah Perkembangan
Sistem Periodik Unsur
Sejarah Perkembangan Sistem Periodik Unsur
Penyusunan sistem periodik unsur telah mengalami
banyak penyempurnaan. Mulai dari Antoine Lavosier, J. Newslands, O. Mendeleev
hingga Henry Moseley.
1. Pengelompokan Unsur Menurut Lavoisier
Pada 1789, Antoine
Lavoiser mengelompokan 33 unsur kimia. Pengelompokan unsur tersebut berdasarka
sifat kimianya. Unsur-unsur kimia di bagi menjadi empat kelompok. Yaitu gas,
tanah, logam dan non logam. Pengelompokan ini masih terlalu umum karena
ternyata dalam kelompok unsur logam masih terdapat berbagai unsur yang memiliki
sifat berbeda.
Unsur gas yang di
kelompokan oleh Lavoisier adalah cahaya, kalor, oksigen, azote ( nitrogen ),
dan hidrogen. Unsur-unsur yang etrgolong logam adalah sulfur, fosfor, karbon,
asam klorida, asam flourida, dan asam borak. Adapun unsur-unsur logam adalah
antimon,perak, arsenik, bismuth. Kobalt, tembaga, timah, nesi, mangan, raksa,
molibdenum, nikel, emas, platina, tobel, tungsten, dan seng. Adapun yang tergolong
unsur tanah adalah kapur, magnesium oksida, barium oksida, aluminium oksida,
dan silikon oksida.
Kelemahan
dari teori Lavoisior : Penglompokan masih terlalu umum
kelebihan dari teori
Lavoisior :
Sudah mengelompokan 33 unsur yang ada berdasarka sifat kimia sehingga bisa di
jadikan referensi bagi ilmuan-ilmuan setelahnya.
2. Pengelompokan unsur menurut J.W. Dobereiner
Pada tahun 1829, J.W.
Dobereiner seorang profesor kimia dari Jerman mengelompokan unsur-unsur
berdasarkan kemiripan sifat-sifatnya.
Ia mengemukakan
bahwa massa atom relatif strontium sangat dekat dengan masa rata-rata
dari dua unsur lain yang mirip dengan strantium, yaitu kalsiium dan barium.
Dobereiner juga mengemukakan beberapa kelompok unsur lain seperti itu. Unsur
pembentuk garam dan massa atomnya, yaitu c1 = 35,5 Br = 80, dsn I =
127. unsur pembentuk alkali dan massa atomnya. Yaitu Li = 7, Na =
23dan K = 39.
Dari pengelompokan
unsur-unsur tersebut, terdapat suatu keteraturan. Setiap tiga unsur yang
sifatnya mirip massa atom ( A r ) unsur yang kedua (tengah)
merupakan massa atom rata-rata dari massa atom unsur
pertama dan ketiga.
Oleh karena itu, Dobereiner mengambil kesimpulan
bahwa unsur-unsur dapat di kelompokan ke dalam kelompok-kelompok tiga
unsur yang di sebut triade.
Triade
|
A r
|
Rata-Rata A r unsur pertama dan ketiga
|
Kalsium
Stronsium
Bariuim
|
40
88
137
|
(40 +
137) = 88,
2
|
Kelemahan dari teori ini adalah pengelompokan
unsur ini kurang efisian dengan adanya beberapa unsur lain dan tidak termasuk
dalam kelompok triad padahal sifatnya sama dengan unsur dalam kelompok triefd
tersebut.
Kelebihan
dari teori ini adalah adanya keteraturan setiap unsure yang sifatnya
mirip massaAtom (Ar) unsure yang kedua (tengah)
merupakan massa atom rata-rata di massa atom unsure pertama
dan ketiga.
3. Hukum Oktaf Newlands
J. Newlands merupakan orang pertama
yang mengelompokan unsur-unsur berdasarkan kenaikanmassa atom
relatif. Newlands mengumumkan penemuanya yang di
sebut hukum oktaf.
Ia menyatakan bahwa
sifat-sifat unsur berubah secara teratur.. Unsur pertama mirip dengan unsur
kedelapan, unsur kedua mirip dengan unsur kesembilan, dan seterusnya. Daftar
unsur yang disusun oleh Newlands berdasarkan hukum oktaf diberikan pada tabel
1.1
Di sebut hokum Oktaf
karena beliau mendapati bahwa sifat-sifat yang sama berulang pada setiap unsure
ke delapan dalam susunan selanjutnya dan pola ini menyurapi oktaf music.
Tabel 1.1 Daftar oktaf Newlands
1. H
|
2. Li
|
3. Be
|
4. B
|
5. C
|
6. N
|
7. O
|
8. F
|
9. Na
|
10. MG
|
11. Al
|
12. Si
|
13. P
|
14. S
|
15. Cl
|
16. K
|
17. Ca
|
18. Ti
|
19. Cr
|
20. Mn
|
21. Fe
|
22.Co&Nl
|
23. Cu
|
24. Zn
|
25. Y
|
26. ln
|
27. As
|
28. Se
|
29. Br
|
30. Cu
|
31. Sr
|
32. Sr
|
33. Zr
|
34. Bi & Mo
|
35. Po &
|
Hukum oktaf newlands
ternyata hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan. Jika diteruskan, teryata
kemiripan sifat terlalu dipaksakan. Misalnya, Ti mempunya sifat yang cukup
berbeda dengan Al maupun B.
Kelemahan dari teori ini
adalah dalam kenyataanya mesih di ketemukan beberapa oktaf yang isinya lebih
dari delapan unsur. Dan penggolonganya ini tidak cocok untuk unsur
yang massa atomnya sangat besar.
4. Sistem periodik Mendeleev
Pada tahun 1869 seorang sarjana asal rusia
bernama Dmitri Ivanovich mendeleev, berdasarkan
pengamata terhadap 63 unsur yang sudah dikenal ketika itu, menyimpulkan bahwa
sifat-sifat unsur adalah fungsi periodik dari massa atom relatifnya. Artinya,
jika unsur-unsur disusunmenurut kenaikan massa atom relatifnya, maka
sifat tertentu akan berulang secara periodik. Mendeleev menempatkan unsur-unsur
yang mempunyai kemiripan sifat dalam satu lajur vertikal yang disebut golongan.
Lajur-lajur horizontal, yaitu lajur unsur-unsur berdasarkan
kenaikan massa atom relatifnya, disebut priode daftar periodik
Mendeleev yang dipublikasikan tahun 1872. Gambar Tabel daftar periodik
Mendeleyev dapat diklik disini
Sebagaimana dapat
dilihat pada gambar di atas, Mendeleev mengkosongkan beberapa tempat. Hal itu
dilakukan untuk menetapkan kemiripan sifat dalam golongan. Sebagai contoh,
Mendelev menempatkan Ti (Ar = 48 ) pada golongan IV dan membiarkan golongan III
kosong karena Ti lebih mirip dengan C dan Si, dari pada dengan B dan Al.
Mendeleev meramalkan dari sifat unsur yang belum di kenal itu. Perkiraan
tersebut didasarkan pada sifat unsurlain yang sudah dikenal, yang letaknya
berdampingan baik secara mendatar maupun secara tegak. Ketika unsur yang
diramalkan itu ditemukan, teryata sifatnya sangat sesuai dengan ramalan
mendeleev. Salah satu contoh adalah germanium ( Ge ) yang ditemukan pada tahun
1886, yang oleh Mendeleev dinamai ekasilikon.
Kelemahan dari teori ini
adalah masih terdapat unsur-unsur yang massanya lebih besar letaknya di depan
unsur yang massanya lebih kecil. Co : Telurium (te) = 128 di kiriIodin (I)=
127. hal ini dikarenakan unsur yang mempunyai kemirpan sifat diletakkan dalam
satu golongan. Kelemahan dari teori ini adalah pemebetulanmassa atom.
Sebelumnya massa atom. Sebelumnya massa atom In = 76
menjadi 113. selain itu Be, dari 13,5 menjadi 9. U dari 120 menjadi 240 .
selain itu kelebihannya adalah peramalan unsur baru yakni meramalkan unsur
beseerta sifat-sifatnya.
5. Sistem Periodik Modern dari Henry G.
Moseley
Pada awal abad 20,
pengetahuan kita terhadap atom mengalami perkembangan yang sangat
mendasar.Para ahli menemukan bahwa atom bukanlah suatu partikel yang tak
terbagi melainkan terdiri dari partikel yang lebih kecil yang di sebut partikel
dasar atau partikel subatom. Kini atom di yakini terdiri
atas tiga jenis partikeldasar yaitu proton, elektron, dan neuron. Jumlah proton
merupakan sifat khas dari unsur, artinya setiap unsur mempunyai jumlah proton
tertentu yang berbeda dari unsur lainya. Jumlah proton dalam satu atom ini
disebut nomor atom. pada 1913, seorang kimiawan inggris
bernama Henry Moseley melakukan eksperimen pengukuran panjang
gelombang unsur menggunakan sinar-X.
Berdasarkan hasil
eksperimenya tersebut, diperolehkesimpulan bahwasifat dasar atom bukan didasari
oleh massa atom relative, melainkan berdasarkan kenaikan jumlah
proton. Ha tersebut diakibatkan adanya unsur-unsur yang
memiliki massa atom berbeda, tetapi memiliki jumlah proton sama atau
disebut isotop.
Kenaikan jumlah proton
ini mencerminkan kenaikan nonor atom unsur tersebut. Pengelompokan unsur-unsur
sisitem periodik modern merupakan penyempurnaan hukum periodik Mendeleev, yang
di sebut juga sistem periodik bentuk panjang.
Sistem periodik modern
disusun berdasarkan kebaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Lajur-lajur
horizontal, yang disebut periode disusun berdasarkan kenaikan nomor atom ;
sedangkan lajur-lajur vertikal, yang disebut golongan, disusun berdasarkan
kemiripan sifat. Sistem periodik modern terdriri atas 7 periode dan 8 golongan.
Setiap golongan dibagi lagi menjadi 8 golongan A( IA-VIIIA ) dan 8 golongan B
(IB – VIIIB).
Unsur-unsur golongan A disebut golongan
utama, sedangkan golongan B disebut golongan transisi. Golongan-golongan
juga dapat ditandai dengn bilangan 1 sampai dengan 18 secara berurutan dari
kiri ke kanan. Dengan cara ini maka unsur transisi terletak pada golongan 3
sampai golongan 12. Pada periode 6 dan 7 terdapat masing-masing 14 unsur yang
disebut unsur-unsur transisi dalam, yaitu unsur-unsur antanida dan aktinida.
Unsur-unsur transisi dalam semua termasuk golongan IIIB. Unsur-unsur lantanida
pada periode 6 golongan IIIB, dan unsur-unsur aktinida pada periode 7 golongan
IIIB. Penempatan unsur-unsur tersebut di bagian bawah tabel periodik adalah
untuk alasan teknis, sehingga daftr tidak terlalu panjang.
B. Pengertian dan Perbedaan Periode
dan Golongan
Periode berisi unsur-unsur dalam
baris horizontal. Golongan berisi unsur-unsur dengan kolom vertikal. Dalam
tabel periodik modern, golongan diberi label. Label yang dipakai ada yang
mengikuti aturan lama, ada juga yang mengikuti aturan baru (IUPAC).
Menurut aturan lama, nomor golongan ditandai dengan angka romawi diikuti
huruf A dan B, sedangkan menurut aturan IUPAC menyarankan
golongan dinomori mulai dari angka 1 sampai angka 18.
Contoh :
Unsur-unsur pada kolom ke-13,
menurut aturan lama diberi nomor IIIA, sedangkan menurut IUPAC diberi
nomor 13. Unsur-unsur golongan A disebut unsur-unsur utama dan unsur-unsur golongan
B disebut unsur-unsur transisi, atau transisi deret pertama. Dua baris
yang diletakkan di bawah tabel dinamakan unsur-unsur transisi
dalam (golongan aktinida dan lantanida).
Pada tabel periodik modern,
unsur-unsur dapat digolongkan ke dalam logam, bukan logam, dan semi-logam
(metalloid). Penggolongannya dapat dipahami dengan mudah dengan
memerhatikan bagan Gambar 3. yang menampilkan beberapa unsur
utama. Unsur-unsur logam berada dalam golongan IA sampai IIIA dan unsur transisi,
unsur-unsur bukan logam berada dalam golongan VA sampai VIIIA. Adapun
golongan IVA dengan arah diagonal ke kanan bawah, umumnya semi-logam.
Contoh Soal Menentukan Golongan
dan Periode Unsur-Unsur (2) :
a. Dalam kata 'CInTa' terdapat
berapa macam unsur dan berada pada golongan serta periode berapa?
b. Susun satu kalimat dari
unsur-unsur yang ada dalam golongan dan periode berikut:
• golongan IA, periode 2 dan 3;
• golongan IIA, periode 4;
• golongan VA, periode 2;
• golongan golongan, IVB periode
4; dan
• golongan IA, periode 4.
Penyelesaian :
a. Dalam kata CInTa terdapat 3
unsur, yaitu C (karbon), In (indium), dan Ta (tantalum). Masing-masing
terdapat dalam golongan dan periode:
C = IVA atau 14, periode 2
In = IIIA atau 13, periode 5
Ta = VB atau 5; periode 6
b. Li, Na, Ca, N, Ti, K
Jadi, susunan kalimatnya adalah
LiNa CaNTiK.
Catatan :
IUPAC (International Unions of
Pure and Applied Chemistry) adalah suatu organisasi kimia dunia yang menetapkan
berbagai aturan dan kebijakan terkait tentang Ilmu Kimia.
C. Sistem Periodik dan Konfigurasi
Elektron
Dalam tabel periodik modern,
unsur-unsur dalam satu golongan memiliki sifat-sifat yang mirip, demikian
pula dalam satu periode memiliki sifat-sifat beraturan. Mengapa demikian?
Kemiripan dan keteraturan sifat-sifat unsur dalam tabel periodik ada
kaitannya dengan konfigurasi elektron atom dari unsur-unsur itu.
3.1. Periode dan Konfigurasi Elektron
Adakah hubungan antara jumlah
unsur yang terdapat dalam tiap periode dan konfigurasi elektronnya? Jika
Anda simak tabel periodik pada baris mendatar kemudian dihubungkan dengan
jumlah elektron dalam setiap lintasan atau orbit, tentu Anda akan
memperoleh kesimpulan sebagai berikut.
- Jumlah
unsur dalam periode 1 menyatakan jumlah maksimum elektron yang menghuni
orbit ke-1, yaitu 2 macam unsur.
- Jumlah
unsur dalam periode 2 menyatakan jumlah maksimum elektron yang
menghuni orbit ke-2, yaitu 8 unsur.
Contoh :
Jumlah elektron maksimum yang
dapat menghuni orbit-1 (n = 1) adalah 2 elektron sehingga jumlah unsur
yang terdapat dalam periode 1 adalah 2 macam. Demikian juga pada orbit
ke-2 (n=2) dapat dihuni maksimum oleh 8 elektron sehingga jumlah unsur
pada periode 2 adalah 8 macam.
Pertanyaan selanjutnya adalah
adakah hubungan antara posisi unsur-unsur dalam periode dan konfigurasi
elektronnya? Untuk menemukan jawabannya, Anda dapat menghubungkannya
dengan kedudukan elektron valensi dari atom unsur itu. Jika elektron
valensi berada dalam orbit ke-3 maka unsur yang bersangkutan akan menghuni
periode 3.
Gambar
4. Hubungan jumlah elektron maksimum dalam setiap orbit dengan jumlah
unsur dalam satu periode pada tabel periodik
|
3.2. Golongan dan Konfigurasi Elektron
Pertanyaan selanjutnya adalah
apakah ada hubungan antara golongan dalam tabel periodik dan konfigurasi
elektron?
Untuk menemukan jawaban tersebut,
kembangkan oleh Anda konfigurasi elektron unsur-unsur, misalnya golongan
IA (H, Na, K) dan golongan IIA (Be, Mg, Ca), kemudian temukan kesamaannya
pada setiap golongan. Selanjutnya, hubungkan oleh Anda kesamaan
konfigurasi elektron dalam setiap golongan dengan nomor golongan, misalnya
IA, IIA, IIIA, dan seterusnya.
Contoh Soal Hubungan Tabel
Periodik dan Konfigurasi Elektron (3) :
a. Pada periode dan golongan
berapakah suatu unsur memiliki jumlah elektron 8?
b. Pada periode dan golongan
berapakah suatu unsur memiliki jumlah elektron 14?
Kunci Jawaban :
a. Konfigurasi elektronnya adalah
2 6.
Jadi, unsur tersebut akan berada
pada periode ke-2 dan golongan VIA.
b. Konfigurasi elektronnya adalah 2 8 4
Jadi, unsur tersebut berada pada
periode ke-3 dan golongan IVA.
D. Beberapa Sifat Periodik Unsur
Unsur-unsur dalam golongan yang
sama memiliki elektron valensi yang sama. Demikian pula unsur-unsur pada
periode yang sama, elektron valensinya menghuni orbit yang sama. Oleh
karena sifat-sifat unsur ada hubungannya dengan konfigurasi elektron maka
unsur-unsur dalam golongan yang sama akan memiliki sifat yang mirip dan
dalam periode yang sama akan menunjukkan sifat yang khas secara berkala
(periodik) dari logam ke nonlogam. Beberapa sifat periodik unsur di
antaranya adalah jari-jari atom, afinitas elektron, energi ionisasi, dan
keelektronegatifan.
4.1. Jari-jari Atom
Jari-jari atom sangat kecil,
diduga diameternya sekitar 10–10 m. Satuan yang biasa digunakan
untuk menyatakan jari-jari atom adalah angstrom (Ã…). Satu angstrom sama
dengan 10–10 m.
Tabel 3. Jari-Jari Atom Menurut
Golongan (dalam satuan pm)
Golongan
|
Unsur
|
Jari-Jari
|
||
Atom
|
Kation
|
Muatan
|
||
IA
|
Li
Na
K
Rb
|
135
154
196
211
|
60
95
133
148
|
+1
+1
+1
+1
|
IIA
|
Be
Mg
Ca
|
90
130
174
|
31
65
99
|
+2
+2
+2
|
IIIA
|
Al
Ga
In
|
143
122
162
|
50
62
81
|
+3
+3
+3
|
VIIA
|
F
Cl
Br
I
|
64
114
133
|
136
181
195
216
|
–1
–1
–1
–1
|
VIA
|
O
S
Se
|
66
104
117
|
140
184
198
|
–2
–2
–2
|
VA
|
N
P
As
|
70
110
125
|
171
212
–
|
–3
–3
–
|
Sumber: Chemistry with Inorganic Quantitative
Analysis, 1989
|
Jari-jari atom didefinisikan
sebagai setengah jarak antara dua inti atom yang berikatan dalam wujud
padat (perhatikan Gambar 5).
Hasil pengukuran ditunjukkan
pada Tabel 3. Jika Anda perhatikan Tabel 3. maka akan terlihat adanya
keteraturan jari-jari, baik dalam golongan yang sama maupun dalam periode
yang sama.
Perhatikanlah jari-jari atom dari
atas ke bawah dalam golongan yang sama. Apakah yang dapat Anda simpulkan
mengenai jari-jari atom dalam golongan yang sama? Bertambahnya jari-jari
atom dari atas ke bawah dalam golongan yang sama disebabkan bertambahnya
orbit (lintasan) elektron. Bertambahnya orbit menyebabkan volume atom
mengembang sehingga jari-jari atom meningkat.
Perhatikanlah jari-jari atom dari
kiri ke kanan dalam periode yang sama. Apakah yang dapat Anda simpulkan
mengenai jari-jari atom dalam periode yang sama?
Catatan :
Konversi satuan panjang :
sentimeter (cm)
|
10-2 m
|
milimeter (mm)
|
10-3 m
|
mikrometer (μm)
|
10-6 m
|
nanometer (nm)
|
10-9 m
|
angstrom (Ã…)
|
10-10 m
|
pikometer (pm)
|
10-12 m
|
femtometer (fm)
|
10-15 m
|
attometer (am)
|
10-18 m
|
Penurunan jari-jari atom dari kiri
ke kanan dalam periode yang sama disebabkan bertambahnya jumlah proton di
dalam inti atom, sedangkan jumlah orbitnya sama. Dengan bertambahnya
jumlah proton, tarikan inti
terhadap elektron valensi makin
kuat sehingga terjadi pengerutan volume atom. Akibatnya, jari-jari atom
dari kiri ke kanan mengecil (perhatikan Gambar 6).
Urutkan unsur-unsur berikut
menurut kenaikan jari-jarinya: Na, K, Mg, dan Ca. Jelaskan alasannya.
Pembahasan :
Na dan K berada dalam golongan
yang sama, tetapi atom K memiliki orbit terluar lebih jauh dari inti
sehingga jari-jari atom K lebih panjang daripada Na. Demikian pula atom Mg
dan Ca, dengan jari-jari atom Ca lebih panjang dari Mg. Na dan Mg berada
pada periode yang sama dan jari-jari atom Na lebih panjang dari Mg sebab
muatan inti atom Mg (ditunjukkan oleh naiknya nomor atom) lebih
besar daripada Na. Demikian pula atom K dan Ca, dengan jari-jari atom K
lebih panjang dari Ca.
Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa urutan kenaikan jari-jari atom adalah Mg < Na < Ca < K.
Contoh Soal Ebtanas 1995–1996 :
Manakah di antara penyataan di bawah ini yang bukan merupakan sifat periodik unsur-unsur?
A. Dari atas ke bawah dalam satu golongan energi ionisasi makin kecil.
B. Dari kiri ke kanan dalam satu periode afinitas elektron makin besar.
C. Dari atas ke bawah dalam satu golongan jari-jari atom makin besar.
D. Dari kiri ke kanan dalam satu periode keelektronegatifan makin besar.
E. Dari kiri ke kanan dalam satu periode titik didih makin tinggi.
Pembahasan :
Jawaban (A), (B), (C), dan (D) adalah sifat-sifat periodik unsur. Jadi, jawabannya adalah (E).
Contoh Soal Ebtanas 1995–1996 :
Manakah di antara penyataan di bawah ini yang bukan merupakan sifat periodik unsur-unsur?
A. Dari atas ke bawah dalam satu golongan energi ionisasi makin kecil.
B. Dari kiri ke kanan dalam satu periode afinitas elektron makin besar.
C. Dari atas ke bawah dalam satu golongan jari-jari atom makin besar.
D. Dari kiri ke kanan dalam satu periode keelektronegatifan makin besar.
E. Dari kiri ke kanan dalam satu periode titik didih makin tinggi.
Pembahasan :
Jawaban (A), (B), (C), dan (D) adalah sifat-sifat periodik unsur. Jadi, jawabannya adalah (E).
4.2. Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk mengeluarkan elektron
valensi dari suatu atom atau ion dalam wujud gas.
Na(g) → Na+(g) + e–
Na(g) → Na+(g) + e–
Nilai energi ionisasi bergantung
pada jarak elektron valensi terhadap inti atom. Makin jauh jarak elektron
valensi terhadap inti atom, makin lemah tarikan inti terhadap elektron
sehingga energi ionisasi makin kecil. Nilai energi ionisasi unsur-unsur
utama ditunjukkan pada Gambar 7. yang digambarkan secara grafik.
Pada periode yang sama, dari kiri
ke kanan jari-jari atom relatif tetap, tetapi muatan inti bertambah. Hal
ini menyebabkan tarikan inti terhadap elektron valensi makin besar.
Bagaimanakah kecenderungan energi ionisasi jika diurutkan dari kiri ke
kanan pada periode yang sama?
Selain muatan inti atom, energi
ionisasi juga dipengaruhi oleh konfigurasi elektron, terutama konfigurasi
elektron dengan jumlah elektron valensi sebanyak 8 (golongan VIIIA, gas
mulia). Perhatikan grafik pada Gambar 7, pada setiap periode, energi
ionisasi terbesar dimiliki oleh unsur-unsur gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, dan
Xe). Unsurunsur gas mulia adalah contoh unsur-unsur paling stabil.
Kestabilan ini disebabkan atom-atom gas mulia memiliki elektron valensi
paling banyak (8 elektron). Oleh karena itu, untuk mengeluarkan elektron
valensi dari atom gas mulia memerlukan energi ionisasi yang sangat besar.
Contoh Soal Menentukan
Kecenderungan Energi Ionisasi (5) :
Urutkan atom-atom berikut: Na, Mg,
K, dan Ca menurut kenaikan energi ionisasinya, kemudian jelaskan
alasannya.
Pembahasan :
Pada periode yang sama, dari kiri
ke kanan energi ionisasi bertambah akibat bertambahnya muatan inti. Jadi,
energi ionisasi Mg lebih besar dari Na. Demikian pula energi ionisasi Ca
lebih besar dari K. Dalam golongan yang sama, dari atas ke bawah energi
ionisasi berkurang akibat orbit elektron makin jauh dari inti. Jadi,
energi ionisasi Na lebih besar dari K dan energi ionisasi Mg lebih besar
dari Ca. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa urutan energi ionisasi
adalah K < Na < Ca < Mg.
Praktikum Kimia Kaitan antara Konfigurasi Elektron, Golongan, Periode, dan Energi Ionisasi dalam Tabel Periodik (1) :
Tujuan :
Menyelidiki kaitan antara konfigurasi elektron dan unsur-unsur dalam tabel periodik.
Langkah Kerja :
1. Pelajari dan lengkapilah tabel berikut.
Praktikum Kimia Kaitan antara Konfigurasi Elektron, Golongan, Periode, dan Energi Ionisasi dalam Tabel Periodik (1) :
Tujuan :
Menyelidiki kaitan antara konfigurasi elektron dan unsur-unsur dalam tabel periodik.
Langkah Kerja :
1. Pelajari dan lengkapilah tabel berikut.
Unsur
|
Nomor
Atom
|
Konfigurasi
Elektron
|
Golongan
|
Periode
|
C
|
6
|
2
4
|
IV
|
2
|
Si
|
14
|
...
|
...
|
...
|
Ge
|
32
|
...
|
...
|
...
|
Sn
|
50
|
...
|
...
|
...
|
Pb
|
82
|
...
|
...
|
6
|
2. Pelajari dan lengkapilah tabel berikut.
Unsur
|
Nomor
Atom
|
Konfigurasi
Elektron
|
Golongan
|
Periode
|
Y
|
39
|
2 8 18 11
|
IIIB
|
5
|
Zr
|
40
|
...
|
...
|
5
|
Nb
|
41
|
...
|
...
|
...
|
Mo
|
42
|
...
|
...
|
...
|
Tc
|
43
|
...
|
...
|
...
|
Pertanyaan :
- Bagaimanakah kaitannya antara jumlah
elektron valensi dan nomor golongan?
- Bagaimanakah kaitan antara orbit yang ditempati
elektron valensi dan nomor periode?
- Dari hasil pengamatan, ramalkan
kecenderungan jari-jari atom tersebut dalam periode dan golongan yang
sama.
- Ramalkan pula kecenderungan energi
ionisasi atom tersebut dalam periode dan golongan yang sama.
4.3. Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah perubahan energi atom ketika
elektron ditambahkan kepada atom itu dalam keadaan gas. Contoh:
Cl(g) + e– → cl–(g)
Berbeda dengan energi ionisasi,
afinitas elektron dapat berharga positif atau negatif. Jika satu elektron
ditambahkan kepada atom yang stabil dan sejumlah energi diserap maka
afinitas elektronnya berharga positif. Jika dilepaskan energi, afinitas
elektronnya berharga negatif.
Tabel 4. Afinitas Elektron
Unsur-Unsur Golongan Utama
IA
|
IIA
|
IIIA
|
IVA
|
VA
|
VIA
|
VIIA
|
VIIIA
|
H = –73
|
Be = 240
|
B = 83
|
C = 123
|
N = 0,0
|
O = 141
|
F = 322
|
He = 21
|
Li = –60
|
Mg = 230
|
Al = 50
|
Si = 120
|
P = 74
|
S = 200
|
Cl = 349
|
Ne = 29
|
Na = –53
|
Ca = 156
|
Ga = 36
|
Ge= 116
|
As = 77
|
Se= 195
|
Br = 325
|
Ar = 35
|
K = –48
|
Sr = 168
|
In = 34
|
Sn= 121
|
Sb= 101
|
Te= 183
|
I = 295
|
Kr = 39
|
Rb = –47
|
Ba = 52
|
Tl = 50
|
Pb= 101
|
Bi = 101
|
Po= 270
|
At = 270
|
Xe = 41
|
Secara umum, nilai afinitas
elektron dalam golongan yang sama dari atas ke bawah menurun, sedangkan
pada periode yang sama dari kiri ke kanan meningkat. Nilai afinitas
elektron umumnya sejalan dengan jari-jari atom. Makin kecil jari-jari atom,
nilai afinitas elektron makin tinggi. Sebaliknya, makin besar jari-jari
atom, nilai afinitas elektron kecil.
Contoh Soal Menentukan
Kecenderungan Afinitas Elektron (6) :
Urutkan atom-atom berikut menurut
kenaikan afinitas elektronnya: S, Cl, dan P.
Penyelesaian :
Afinitas elektron adalah perubahan
energi ketika atom menerima elektron. Pada periode yang sama, dari kiri ke
kanan dalam tabel periodik, afinitas elektron umumnya
meningkat. Jadi, dapat disimpulkan bahwa afinitas elektron untuk P < S <
Cl.
4.4. Keelektronegatifan Atom
Keelektronegatifan didefinisikan sebagai kecenderungan suatu atom dalam
molekul untuk menarik pasangan elektron yang digunakan pada ikatan ke arah
atom bersangkutan. Skala keelektronegatifan yang dipakai sampai sekarang
adalah yang dikembangkan oleh Pauling sebab lebih lengkap dibandingkan
skala keelektronegatifan yang lain. Pauling memberikan skala
keelektronegatifan 4 untuk unsur yang memiliki energi ionisasi dan energi
afinitas elektron tinggi, yaitu pada unsur florin, sedangkan unsur-unsur
lainnya di bawah nilai 4.
Tabel 5. Keelektronegatifan
Beberapa Unsur Menurut Golongan dan Periode pada Tabel Periodik
Pada tabel periodik, unsur florin
yang ditetapkan memiliki keelektronegatifan 4 (terbesar) berada di ujung
kanan paling atas. Adapun Unsur fransium yang memiliki keelektronegatifan
terendah yaitu 0,7 berada di kiri paling bawah dalam tabel periodik.
Sekilas Kimia :
Sekilas Kimia :
Linus Pauling
(1901-1994)
Ilmuwan yang terlibat
dalam mengembangkan skala keelektronegatifan di antaranya
Sanderson, Mulliken, dan Pauling. Keelektronegatifan yang
diterima publik adalah dari Pauling sebab didasarkan pada data energi
ikatan yang dapat diukur. (Sumber: dlib.org)
Contoh Soal Menentukan Kecenderungan Skala Keelektronegatifan (1) :
Contoh Soal Menentukan Kecenderungan Skala Keelektronegatifan (1) :
Nomor atom unsur X, Y, dan Z
berturut-turut adalah 11, 15, dan 20. Urutkan unsur-unsur tersebut
berdasarkan kenaikan skala keelektronegatifannya.
Kunci Jawaban :
Unsur-unsur tersebut berada pada
golongan dan periode sebagai berikut :
X: golongan IA dan periode ke-3
Y: golongan VA dan periode ke-3
Z: golongan IIA dan periode ke-4
Berdasarkan data pada Tabel 2.5, skala keelektronegatifan X = Na, Y = P, dan Z = Ca.
Jadi, urutan skala keelektronegatifannya adalah X < Z < Y.
E. Sifat-Sifat Unsur
Unsur-unsur utama (IA – VIIIA)
dalam golongan yang sama memiliki konfigurasi elektron valensi yang sama.
Akibatnya, unsur-unsur tersebut memiliki kecenderungan sifat-sifat kimia
dan fisika yang mirip, seperti sifat logam, bukan logam, muatan ion, dan
kemampuan bereaksi.
5.1. Unsur-Unsur Golongan IA
Unsur-unsur golongan IA disebut
juga unsur-unsur logam alkali. Unsur-unsur golongan alkali semuanya
bersifat logam yang sangat reaktif. Kereaktifan unsur-unsur alkali
disebabkan memiliki energi ionisasi kecil sehingga cenderung melepaskan
elektron valensinya dan membentuk suatu kation bermuatan +1. Beberapa
sifat unsur golongan IA dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Sifat-Sifat Fisik Unsur
Golongan IA
Sifat
|
Li
|
Na
|
K
|
Rb
|
Cs
|
Titik leleh (°C)
|
181
|
97,8
|
63,6
|
38,9
|
28,4
|
Titik didih (°C)
|
1347
|
883
|
774
|
688
|
678
|
Massa jenis (g/cm3)
|
0,53
|
0,97
|
0,86
|
1,53
|
1,88
|
Sumber: General Chemistry (Ebbing), 1990
|
Semua unsur alkali berwarna putih,
misalnya perak. Pada suhu kamar, semua unsur alkali berwujud padat kecuali
cesium berwujud cair. Natrium adalah logam bersifat lunak sehingga dapat
dipotong dengan pisau. Kalium lebih lunak dari natrium. Logam litium,
natrium, dan kalium memiliki massa jenis kurang dari 1,0 g/cm3. Akibatnya,
ketiga logam tersebut terapung di atas air, tetapi ketiga logam ini sangat
reaktif terhadap air dan bereaksi sangat dahsyat yang disertai nyala api
(perhatikan Gambar 8).
bawah dalam tabel periodik.
Sepotong logam litium jika ditambahkan ke dalam air akan bereaksi dengan
air disertai nyala api. Kalium bereaksi lebih dahsyat disertai ledakan dan
nyala berwarna ungu. Logam alkali bereaksi dengan oksigen dari udara
membentuk oksida logam alkali, seperti Li2O (litium
oksida), Na2O2 (natrium peroksida), dan KO2 (kalium
superoksida). Li2O padatan berwarna putih, Na2O2 padatan berwarna putih-kekuningan, dan KO2 berwarna kuning-jingga.
Ketika dibakar di udara, semua
logam alkali menghasilkan nyala dengan warna yang karakteristik. Uji nyala
dapat digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan senyawa yang tidak
diketahui. Warna yang dihasilkan oleh unsur-unsur golongan IA disebutkan
dalam Tabel 7.
Tabel 7. Warna Nyala Unsur Logam
Alkali
Unsur
|
Warna Nyala
|
Litium
|
Merah Jingga
|
Natrium
|
Kuning keemasan
|
Kalium
|
Ungu
|
Rubidium
|
Merah
|
Cesium
|
Biru
|
Contoh Soal UMPTN 1998/B :
Sifat-sifat berikut yang bukan merupakan sifat logam alkali adalah …
A. merupakan unsur sangat reaktif
B. terdapat dalam keadaan bebas di alam
C. ionnya bermuatan positif satu
D. senyawanya mudah larut dalam air
E. bereaksi dengan oksigen di udara
Pembahasan :
Logam alkali sangat reaktif sehingga tidak terdapat dalam keadaan bebas di alam. Jadi, jawabannya adalah (B).
5.2. Unsur-Unsur Golongan IIA
Sifat-sifat berikut yang bukan merupakan sifat logam alkali adalah …
A. merupakan unsur sangat reaktif
B. terdapat dalam keadaan bebas di alam
C. ionnya bermuatan positif satu
D. senyawanya mudah larut dalam air
E. bereaksi dengan oksigen di udara
Pembahasan :
Logam alkali sangat reaktif sehingga tidak terdapat dalam keadaan bebas di alam. Jadi, jawabannya adalah (B).
5.2. Unsur-Unsur Golongan IIA
Unsur-unsur golongan IIA disebut
juga logam alkali tanah. Unsur-unsur ini cukup reaktif, tetapi kurang
reaktif jika dibandingkan dengan unsur-unsur logam alkali. Logam alkali
tanah memiliki energi ionisasi yang cukup rendah sehingga mudah melepaskan
kedua elektron valensinya membentuk kation bermuatan positif +2.
Tabel 8. Sifat-Sifat Fisika dan
Kimia Unsur Golongan IIA
Sifat
|
Be
|
Mg
|
Ca
|
Sr
|
Ba
|
Titik leleh (°C)
|
1278
|
649
|
839
|
769
|
725
|
Titik didih (°C)
|
2970
|
1090
|
1484
|
1384
|
1640
|
Massa jenis (g/cm3)
|
1,85
|
1,74
|
1,54
|
2,6
|
3,51
|
Keelektronegatifan
|
1,5
|
1,2
|
1,0
|
1,0
|
0,9
|
Sumber: General Chemistry (Ebbing), 1990
|
Berilium merupakan logam berwarna
abu dan bersifat keras menyerupai besi sehingga cukup kuat untuk menggores
kaca. Unsur logam alkali tanah yang lain berupa logam berwarna perak dan
lebih lunak dari berilium, tetapi masih lebih keras dibandingkan logam
alkali. Berilium kurang reaktif terhadap air. Magnesium bereaksi agak
lambat pada suhu kamar, tetapi lebih cepat jika dengan uap air. Kalsium
bereaksi cepat dengan air. Logam alkali tanah bereaksi dengan oksigen
membentuk oksida logam.
Pembakaran unsur-unsur alkali
tanah mengemisikan spektrum warna yang khas. Nyala stronsium berwarna
krimson, barium berwarna hijau kuning, dan magnesium memberikan nyala
terang. Oleh karena itu, garam-garam alkali tanah sering dipakai sebagai
bahan kembang api.
5.3. Aluminium
Aluminium berada dalam golongan
IIIA pada sistem periodik dengan konfigurasi elektron 2 8 3. Oleh karena
memiliki 3 elektron valensi maka aluminium dapat membentuk kation
bermuatan +3. Beberapa sifat aluminium ditunjukkan pada Tabel 9.
Tabel 9 Sifat Fisika dan Kimia
Aluminium
Titik leleh (°C)
|
Titik didih (°C)
|
Massa jenis (g/cm3)
|
Keelektronegatifan
|
660
|
2.450
|
2,70
|
1,6
|
Sumber: Foundations of Chemistry,1996
|
Di alam aluminium terdapat sebagai
oksidanya. Corundum adalah mineral keras yang mengandung aluminium
oksida, Al2O3. Oksida aluminium murni tak berwarna, tetapi akibat
adanya pengotor dapat menghasilkan berbagai warna, seperti safir (berwarna
biru) dan ruby (merah tua) (perhatikan Gambar 10).
Aluminium dapat bereaksi dengan
gas klorin membentuk aluminium klorida, AlCl3. Aluminium
klorida dapat membentuk polimer yang disebut polialuminium klorida (PAC).
Senyawa ini banyak dipakai untuk menjernihkan air.
5.4. Karbon dan Silikon
Karbon dan silikon berada dalam
golongan IVA dengan masing-masing konfigurasi elektronnya C = 2 4 dan Si =
2 8 4. Kedua unsur ini cenderung membentuk ikatan kovalen. Karbon
berbentuk kristal seperti grafit dan intan, ada juga yang
nonkristalin (amorf). Grafit bersifat lunak, berwarna hitam mengkilap
dengan struktur berlapis, dan dapat menghantarkan listrik (konduktor).
Intan merupakan padatan berikatan kovalen paling keras, tidak berwarna
dan transparan terhadap cahaya, tetapi intan tidak dapat
menghantarkan arus listrik (insulator). Perbedaan intan dan grafit
ditunjukkan oleh bentuk strukturnya. Intan membentuk struktur jaringan
tiga dimensi, yaitu setiap atom karbon terikat secara kovalen oleh empat
atom karbon lain.
Karbon yang berupa amorf adalah
arang dan karbon hitam. Kedua jenis karbon ini memiliki struktur seperti
grafit, perbedaannya terletak pada tumpukan lapisan. Lapisan pada grafit
beraturan, sedangkan pada karbon amorf tidak beraturan (perhatikan Gambar
11).
Gambar
11. (a) Intan dan grafit adalah bentuk karbon yang
berbeda. Ikatan karbon dalam intan terikat pada empat
atom terikat pada empat atom membentuk jaringan
yang kuat. (b) Grafit/plumbago adalah mineral lunak yang
biasa digunakan sebagai bahan utama pensil.
|
Silikon berupa padatan keras
dengan struktur serupa intan, berwarna abu mengkilap, dan meleleh pada
1.410 °C. Silikon bersifat semikonduktor. Daya hantarnya kecil pada suhu
kamar, tetapi pada suhu tinggi menjadi konduktor yang baik.
Catatan :
Kristal adalah bentuk struktur
dari suatu zat yang memiliki keteraturan tinggi. Kebalikannya adalah
amorf (tidak beraturan).
5.5. Nitrogen, Oksigen, dan Belerang
Nitrogen berada dalam golongan VA
sistem periodik dengan konfigurasi elektron 2 5, oksigen dan belerang
berada dalam golongan VIA dengan konfigurasi elektron masing-masing 2 6
dan 2 8 6. Nitrogen dan oksigen berupa gas diatom, sedangkan belerang
berupa zat padat dengan rumus molekul S8. Beberapa sifat
nitrogen, oksigen, dan belerang ditunjukkan pada Tabel 10.
Tabel 10. Sifat-Sifat Fisika dan
Kimia Unsur Nitrogen, Oksigen, dan Belerang
Sifat-Sifat
|
N
|
O
|
S
|
Titik leleh (°C)
|
–210
|
–218
|
113
|
Titik didih (°C)
|
–196
|
–183
|
445
|
Massa jenis (g/cm3)
|
0,0013
|
0,002
|
2,07
|
Keelektronegatifan
|
3,0
|
3,5
|
2,5
|
Afinitas elektron (kJ mol–1)
|
0,70
|
141
|
–200
|
Sumber: General Chemistry (Ebbing), 1990
|
Pada suhu kamar, nitrogen relatif
kurang reaktif sebab ikatannya kuat. Akan tetapi, pada suhu tinggi
nitrogen bereaksi dengan unsurunsur lain, seperti dengan oksigen
menghasilkan NO. Oksigen membentuk molekul diatom O2 dan bentuk alotropnya adalah ozon (O3). Oksigen
merupakan gas tidak berwarna, tidak berasa, dan berwujud gas pada keadaan
normal. Molekul oksigen merupakan gas reaktif dan dapat bereaksi dengan
banyak zat, umumnya menghasilkan oksida. Hampir semua logam bereaksi
dengan oksigen membentuk oksida logam.
Keadaan stabil dari belerang
adalah bentuk rombik seperti mahkota yang berwarna kuning (perhatikan
Gambar 12).
Belerang rombik meleleh pada
113 °C menghasilkan cairan berwarna jingga. Pada pemanasan berlanjut,
berubah menjadi cairan kental berwarna cokelat-merah.
Pada waktu meleleh, bentuk mahkota
pecah menjadi bentuk rantai spiral yang panjang. Kekentalan meningkat
akibat molekul S8 yang padat berubah menjadi rantai berupa spiral
panjang. Pada suhu lebih tinggi dari 200 °C, rantai mulai pecah dan
kekentalan menurun. Belerang (S8) bereaksi dengan oksigen
menghasilkan belerang dioksida (SO2) dengan nyala biru yang khas. Oksida yang lain dari belerang
adalah SO3 , tetapi hanya terbentuk dalam jumlah kecil selama
pembakaran belerang dalam udara.
5.6. Halogen
Unsur-unsur yang menempati
golongan VIIA dinamakan unsur-unsur halogen, artinya pembentuk garam.
Unsur-unsur halogen sangat reaktif sehingga di alam tidak pernah ditemukan
dalam keadaan atomnya, tetapi membentuk senyawa dengan berbagai unsur
maupun dengan unsur sejenis. Semua unsur halogen terdapat sebagai molekul
diatom, yaitu F2, Cl2, Br2, dan I2. Fluorin dan klorin berwujud gas, fluorin berwarna
kuning pucat, sedangkan klorin berwarna kuning kehijauan. Bromin mudah
menguap, cairan dan uapnya berwarna cokelat-kemerahan. Iodin berupa zat
padat berwarna hitam mengkilap yang dapat menyublim menghasilkan uap
berwarna ungu.
Unsur-unsur halogen mudah dikenali
dari bau dan warnanya. Halogen umumnya berbau menyengat,
terutama klorin dan bromin (bromos, artinya pesing). Kedua gas
ini bersifat racun sehingga penanganannya harus hati-hati. Jika uap
bromin keluar dari wadahnya maka dalam beberapa saat ruangan akan tampak
cokelat-kemerahan.
Titik leleh, titik didih, dan
sifat-sifat yang lainnya ditunjukkan pada Tabel 11. Kenaikan titik leleh
dan titik didih dari atas ke bawah dalam tabel periodik akibat gaya tarik
di antara molekul yang makin meningkat dengan bertambahnya jari-jari atom.
Tabel 11. Sifat-Sifat Fisika dan
Kimia Unsur Halogen
Sifat-Sifat
|
F
|
Cl
|
Br
|
I
|
At
|
Titik leleh (°C)
|
–220
|
–101
|
–7
|
114
|
–
|
Titik didih (°C)
|
–188
|
–35
|
–59
|
184
|
–
|
Massa jenis (g/cm3)
|
0,0017
|
0,0032
|
3,12
|
4,93
|
–
|
Keelektronegatifan
|
4,0
|
3,0
|
2,8
|
2,5
|
2,2
|
Afinitas elektron (kJ mol–1)
|
– 328
|
–349
|
–325
|
–295
|
270
|
Kereaktifan halogen dapat
dipelajari dari jari-jari atomnya. Dari atas ke bawah, jari-jari atom
meningkat sehingga gaya tarik inti terhadap elektron valensi makin lemah.
Akibatnya, kereaktifan unsur-unsur halogen makin berkurang dari atas ke
bawah. Kereaktifan halogen dapat juga dipelajari dari afinitas elektron.
Makin besar afinitas elektron, makin reaktif unsur tersebut. Dari atas ke
bawah dalam tabel periodik, afinitas elektron unsurunsur halogen makin
kecil sehingga kereaktifan F > Cl > Br > I.
Sekilas Kimia
Neon
Neon mengeluarkan
cahaya kemerah-merahan jika listrik dialirkan melalui sebuah pipa
vakum udara mengandung neon. Neon ini digunakan untuk
menghasilkan tanda-tanda iklan yang berwarna sangat cerah. Cahaya
terang yang diperoleh berkaitan dengan tenaga yang digunakan. Gas
mulia lain, xenon, digunakan untuk mengisi tabung fluoresen dan
menghasilkan cahaya pada lampu-lampu yang digunakan di rumah-rumah.
(Sumber: Jendela IPTEK: Kimia, 1997)
5.7. Gas Mulia
Oleh karena unsur-unsur gas mulia
memiliki konfigurasi elektron valensi penuh (8 elektron) maka unsur-unsur
gas mulia bersifat stabil. Kestabilan unsur-unsur ini menimbulkan
pandangan di kalangan para ilmuwan bahwa unsur-unsur gas mulia sukar
membentuk senyawa sehingga gas mulia mendapat julukan gas lembam
(inert). Selain konfigurasi elektron yang terisi penuh, ketidakreaktifan
gas mulia juga dapat dilihat dari data energi ionisasinya. Makin besar
energi ionisasi gas mulia, makin sukar gas tersebut untuk bereaksi.
Tabel 12. Energi Ionisasi
Unsur-Unsur Gas Mulia
Gas Mulia
|
He
|
Ne
|
Ar
|
Kr
|
Xe
|
Rn
|
Energi ionisasi (kJ mol–1)
|
2377
|
2088
|
1527
|
1356
|
1176
|
1042
|
Sumber: General Chemistry (Ebbing), 1990
|
Gas mulia merupakan gas tidak
berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Argon, kripton, dan xenon
sedikit larut dalam air. Helium dan neon tidak dapat larut dalam air.
Sifat-sifat fisika lainnya dari unsurunsur gas mulia ditunjukkan pada
Tabel 13.
Tabel 13 Sifat-Sifat Fisika Unsur-Unsur
Gas Mulia
Sifat Fisik
|
He
|
Ne
|
Ar
|
Kr
|
Xe
|
Rn
|
Massa jenis (g/cm3)
|
0,18
|
0,90
|
1,80
|
3,75
|
5,80
|
10,0
|
Titik didih (°C)
|
–269
|
–246
|
–186
|
–153
|
–108
|
–62
|
Titik leleh (°C)
|
–272
|
–249
|
–189
|
–157
|
–112
|
–71
|
Sumber: General Chemistry (Ebbing), 1990
|
Jika dilihat dari titik lelehnya,
gas mulia berwujud gas pada suhu kamar. Pada tekanan normal, hampir semua
gas mulia dapat dicairkan, kecuali gas helium. Gas helium hanya dapat
dicairkan pada tekanan sangat tinggi sekitar 25 atm. Oleh karena gas helium
merupakan gas yang memiliki titik leleh dan titik didih paling rendah maka
gas tersebut sering digunakan sebagai pendingin untuk mempertahankan suhu
di sekitar 0 °K Pada 4 K, gas helium menunjukkan sifat super fluida
tanpa viskositas, dinamakan super konduktor, yaitu zat yang memiliki daya
hantar listrik dan panas tanpa hambatan dan tanpa medan magnet. Besarnya
hantaran listrik mencapai 800 kali lebih cepat dibandingkan kawat tembaga.
Rangkuman :
- Dasar pengelompokan unsur-unsur dalam
tabel periodik mengalami perkembangan, mulai model triade dari
Dobereiner, model oktaf dari Newland, model Mendeleev, hingga model
tabel periodik panjang.
- Sistem periodik modern menggunakan
bentuk memanjang yang didasarkan pada kenaikan nomor atom.
Struktur dasar tabel periodik modern adalah pengaturan unsur-unsur ke
dalam baris (periode) dan kolom (golongan).
- Golongan merupakan kumpulan unsur-unsur
yang terletak dalam satu lajur vertikal. Unsur-unsur segolongan
memiliki kemiripan sifat kimia.
- Periode merupakan kumpulan unsur-unsur
yang terletak dalam satu lajur horizontal. Unsur-unsur dalam
periode yang sama cenderung sifatnya berubah seperti dari logam
menuju bukan logam (dalam sistem periodik).
- Penempatan unsur-unsur dalam sistem
periodik berhubungan dengan konfigurasi elektronnya. Nomor pada
golongan mencerminkan elektron valensinya, sedangkan nomor periode
berhubungan jumlah orbit.
- Umumnya jari-jari atom unsur-unsur
seperiode dari kiri ke kanan berkurang secara periodik.
Demikian pula dari bawah ke atas dalam golongan yang sama, yaitu
jari-jari atom berkurang.
- Umumnya, energi ionisasi dalam golongan
yang sama dari bawah ke atas meningkat. Demikian pula
pada periode yang sama, yaitu dari kiri ke kanan meningkat.
- Secara umum, afinitas elektron dalam
golongan yang sama dari bawah ke atas bertambah. Demikian
pula pada periode yang sama dari kiri ke kanan,
afinitas elektron bertambah.
- Unsur-unsur golongan IA dinamakan golongan alkali, IIA golongan alkali tanah, VIIA golongan halogen, dan VIIIA golongan gas mulia. Nomor golongan sesuai dengan jumlah elektron pada kulit terluar (elektron valensi) dari atom.
- Dasar pengelompokan unsur-unsur dalam
tabel periodik mengalami perkembangan, mulai model triade dari
Dobereiner, model oktaf dari Newland, model Mendeleev, hingga model
tabel periodik panjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar